Ada sebuah kisah tentang seorang menteri yang
selalu menjawab ‘baik’ setiap kali ditanya pendapatnya tentang sesuatu.
Pada suatu hari, menteri ini menghadiri acara
makan malam bersama raja. Ketika sedang memotong buah, raja dengan tidak
sengaja telah mencederakan jari telunjuknya sendiri. Pisau yang dia gunakan
untuk memotong buah telah menyebabkan jari telunjuknya terpotong dan merasakan
kesakitan. Raja pun bertanya kepada menteri yang duduk di sebelahnya tentang
kejadian yang baru saja dialaminya.
“Ini adalah Baik, untuk sang raja.” Jawab menteri itu tanpa
keraguan.
“Apa? Kamu katakan ini baik?” Raja terperanjat dengan jawapan itu.
“Ya, wahai raja. Itu baik.”
Raja sangat marah dengan jawaban itu. Mana
mungkin jarinya yang luka parah seperti itu dianggap menterinya sebagai hal
yang baik? Maka dia memerintahkan menteri itu ditangkap dan dimasukkan ke dalam
penjara.
Kemudian raja mengunjungi menterinya di penjara dan bertanya padanya,
“Sekarang, apa pendapatmu tentang keadaaanmu sendiri, yang sekarang
berada di dalam penjara seperti ini?”
“Ini juga Baik untukku , wahai raja.” Jawab menteri itu tanpa
ragu-ragu.
Mendengar jawapan itu, raja menjadi semakin marah
dan segera meninggalkan menterinya sendirian di dalam penjara. Dia merasakan
menterinya itu sangat bodoh dan keterlaluan dalam memberikan pendapat.
Beberapa hari kemudian, raja pergi berburu di
dalam hutan dan ditemani menterinya yang lain. Mereka pun berangkat dengan kuda
menuju ke hutan. Oleh karena menteri yang baru tidak biasa dengan cara raja
menunggang kuda, akhirnya dia tertinggal jauh di belakang. Mereka terpisah dan
akhirnya raja sendiri tersesat di dalam hutan. Bukan hanya tersesat, raja juga
ditangkap oleh sekumpulan penyembah berhala yang tinggal di dalam hutan itu.
Raja tersebut ditahan oleh para penyembah berhala
dan ditetapkan oleh mereka sebagai korban untuk berhala mereka. Mereka
melakukan upacara selama tujuh hari dan pada hari ketujuh mereka membawa raja
ke tempat persembahan.
Saat raja sudah siap untuk dikorbankan, mereka
melihat jari telunjuk raja terpotong, lalu mereka menjadi ragu untuk
mengorbankan raja.
“Kita hanya mempersembahkan yang terbaik dan
sempurna pada berhala kita.” Kata ketua suku yang memimpin upacara
tersebut. “Orang ini jari telunjuknya terpotong, jadi dia tidak layak untuk
dijadikan korban,”
Oleh karena itu mereka melepaskan raja
tersebut dan beliau kembali ke kerajaannya dengan perasaan yang gembira.
Selang beberapa hari selepas peristiwa itu, raja
teringat akan kata-kata menteri yang telah membuatnya marah ketika jarinya
terpotong. Dia segera ke penjara dan berkata kepada menteri itu, “Apa yang
kamu katakan waktu jari saya terpotong memang betul. Itu memang hal yang baik.”
Lalu raja menceritakan apa yang telah dialaminya
hingga dia akhirnya selamat dari ancaman kematian.
Namun sang raja belum paham perkataan dan maksud
sang menteri tentang penjeblosannya ke dalam penjara bahwa itu juga hal yang
baik untuk dirinya. Lalu sang raja pun menyanyakannya.
“ Wahai menteriku, engkau telah mengatakan bahwa
jariku terpotong adalah baik dan itu telah terbukti, namun bagaimana denganmu
yang mengatakan bahwa penjara ini baik untukmu..?? “
Akhir Menteri itu tersenyum sambil berkata, “Saya
berada dalam penjara ini juga baik kerana jika
saya pergi dengan raja pada hari
itu, saya juga turut tertangkap. Tentu saya akan dijadikan korban sebagai
penngganti sang raja kerana anggota tubuh saya lengkap dan tidak ada yang
cacat.”
Kesimpulannya, semua yang ditetapkan oleh ALLAH
adalah yang terbaik walaupun kita mungkin belum tahu atau tidak mengetahui
kebaikan yang ada dibalik semua ketentuan Allah yang di tetapkan untuk kita.
Maka berprasangka baiklah kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala.